KOPERASI INDONESIA " HIDUP SEGAN MATI TAK MAU "
KOPERASI INDONESIA “ HIDUP
SEGAN MATI TAK MAU “
NAMA :
TAMARA ISTYQOMALASARI
NPM : 26218968
KELAS :
2EB04
Koperasi merupakan badan usaha
bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas
asas kekeluargaann. Seiring berjalannya waktu, perkoperasian Indonesia seakan ”hidup segan, mati tak mau”. Yang lebih
sering terdengar di negeri ini hanya kegagalan-kegagalan yang terjadi pada
koperasi di Indonesia. Walaupun pemerintah telah memiliki kementerian yang
menangani koperasi, namun kemauan pemerintah untuk membangun koperasi belum
sepenuh hati. Hal ini menghambat fungsi koperasi sebagai urat nadi perekonomian
Indonesia.
Koperasi memiliki prinsip-prinsip usaha yang berbeda
dengan badan usaha lainnya, sebagaimana tercantum dalam UU N0.16 tahun 1967,
dan UU No.25 1992, prinsip koperasi terdiri dari :
1.
Sifat
keanggotaan terbuka dan sukarela
2.
Kekuasaan
tertinggi berada pada rapat anggota
3.
Pembagian
SHU diatur diatur menurut jasa anggota
4.
Pengembangan
kesejahteraan
5.
Swadaya,
Swakerta, dan Swasembada
6.
Kemandirian
7.
Adanya
pembahasan bunga atas modal
Kalau dilihat dari pertumbuhan koperasi, dari tahun ke tahun
memang terjadi peningkatan, namun seiring dengan itu terdengar pula nasib buruk
menimpa koperasi. Pada tahun 2010 misalnya, jumlah koperasi di Indonesia
mencapai 170.411 unit dengan jumlah anggota 29,240 juta. Terjadi peningkatan
9,97% dibanding 2008. Dari segi volume usaha, pada 2010 mencapai Rp 82,1
triliun atau naik 19,95% dibanding volume usaha pada 2008.
Tapi, angka pencapaian yang diperoleh koperasi itu belum bisa
dikatakan sebuah keberhasilan yang pantas disambut dengan gegap gempita, karena
masih ada permasalahan yang perlu dihadapi oleh koperasi, permasalahan itu
meliputi Permasalahan Internal dan Permasalahan Eksternal adalah sebagai
berikut :
Permasalahan Internal:
- Para anggota Koperasi yang kurang dalam penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi ,dan kemampuan menejerial.
- Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik.
- Dalam pelaksanaan usaha, koperasi masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan kegiatan di berbagai sektor perekonomian karena belum memiliki kemampuan memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia.
- Belum sepenuhnya tercipta jaringan mata rantai tata niaga yang efektif dan efisien, baik dalam pemasaran hasil produksi anggotanya maupun dalam distribusi bahan kebutuhan pokok para anggotanya.
- Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan lunak untuk mengembangkan usaha.
- Keterbatasan jumlah dan jenis sarana usaha yang dimiliki koperasi, dan kemampuan para pengelola koperasi dalam mengelola sarana usaha yang telah dimiliki.
Permasalahan Eksternal:
- Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi
- Kurang adanya keterpaduan dan konsistensi antara program pengembangan koperasi dengan program pengembangan sub-sektor lain, sehingga program pengembangan sub-sektor koperasi seolah-olah berjalan sendiri, tanpa dukungan dan partisipasi dari program pengembangan sektor lainnya.
- Dirasakan adanya praktek dunia usaha yang mengesampingkan semangat usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan gotong-royong.
- Masih adanya sebagian besar masyarakat yang belum memahami dan menghayati pentingnya berkoperasi sebagai satu pilihan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Banyak
permasalahan koperasi di Indonesia mulai dari pengelolaan koperasi yang buruk, disebabkan
koperasi tidak didukung sumber daya manusia yang berpendidikan, ditambah lagi
dukungan pemerintah terhadap koperasi yang tidak mau tau, membuat koperasi
seperti “ hidup segan mati tak mau “.
Walaupun ada, sekedar plang nama tanpa aktivitas. Masalah mengelola koperasi
tidak dijalankan perannya dengan maksimal, karena pengurus tidak bertanggung
jawab atas visi dan misi koperasi itu sendiri, mengkhianati kepercayaan dan
amanah anggota.
Koperasi di
Indonesia dibilang tidak ada perkembangan yang menggembirakan. Koperasi
Indonesia masih mengahadapi masalah-masalah dibidang kelembagaan maupun dibidang
usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut yaitu :
1.
Bersumber
dari dalam koperasi
2.
Dan
dari luar koperasi
Masalah :
a)
Sumber
daya manusia yang kurang professional dan kualitas yang masih dibawah standar
b)
Keadaan
keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah anggota yang
semakin lama semakin berkurang. Keanggotaan koperasi yang ada sekarang belum
menjangkau masyarakat
c)
Manajemen
pelaksanaann koperasi yaitu kurangnya anggota koperasi yang cukup berpengalaman
dalam melakukan pengelolaan koperasi. Karena anggota yang berpengalaman akan
memberikan dampak positif pada suatu koperasi
d)
Modal
yang sulit didapat. Karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak mau
berorganisasi dan mencoba, meraka hanya ingin instant hanya dengan mengeluarkan
modal bisa mendapatkan keuntungan yang besar
Koperasi Indonesia perlu melakukan pembaharuan atas 2
hal dalam koperasi yaitu :
1.
Perubahan
paradigma dalam pembagunan ekonomi disektor koperasi
2.
Pemulihan
jati diri koperasi. Sehingga rasa kebersamaan yang terwujud dalam jati diri
koperasi tidak akan luntur
3.
Jangan
memanjakan para pegawai koperasi dengan fasilitas-fasilitas yang mewah
Beberapa
hal tersebut yang menjadi persoalan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat
terhadap koperasi. Ada beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan untuk
menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat terhadap koperasi itu sendiri. Diantaranya
yaitu dengan cara:
1.
Penyuluhan masyarakat disini
berfungsi untuk memunculkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya koperasi,
maksudnya harus memacu kepada masyarakat agar mereka tahu betapa pentingnya
koperasi untuk kehidupan mereka.
2.
Perlunya sarana promosi, hal ini
diperlukan untuk mengekspose kegiatan usahanya agar dapat diketahui oleh
masyarakat umum seperti badan usaha lainnya, sehingga dengan cara tersebut
masyarakat akan lebih termotivasi untuk membentuk koperasi yang efisien.
3.
Meningkatkan peran dan manfaat
koperasi itu sendiri terhadap masyarakat, dengan demikian akan memunculkan rasa
partisipasi masyarakat terhadap koperasi tersebut.
Demikian beberapa cara untuk
menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat terhadap koperasi.
Tingkat
partisipasi masyarakat terhadap koperasi dapat dikatakan sangat rendah. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan promosi terhadap masyarakat,
kesadaran masyarakat untuk berkoperasi masih lemah, harga barang di koperasi
lebih mahal dibandingkan harga di pasar dan kurang dirasakan peran dan anggota
koperasi di masyarakat, peran dan manfaat koperasi belum dapat dirasakan oleh
anggotanya serta masyarakat karena koperasi belum mampu meyakinkan anggota
serta masyarakat untuk berkoperasi dan kurang baiknya manajemen serta kejelasan
dalam hal keanggotaan koperasi. Beberapa hal tersebut yang menjadi persoalan
rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap koperasi.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar